Sabtu, 22 Desember 2012

Europe trip 2012

Perjalanan akhir tahun kali ini sekaligus untuk mengantar para orang tua (ibu dan ibu mertua) pergi berziarah ke Vatican dan Lourdes

Perjalanan panjang di mulai dari Jakarta menuju Bangkok Thailand, dan dilanjutkan ke Roma Fiumicino pada tanggal 22 Desember 2012.
Tiba di Roma dini hari tanggal 23 Desember setelah perjalanan total 20 jam (transit di Bangkok 7 jam).
Untuk menghemat waktu, kami langsung meluncur ke Vatican City. Suhu saat itu mencapai 5 Derajat Celcius, cukup dingin untuk kami yang semalaman kurang tidur di pesawat. Sambil menunggu Local  Guide, kami foto2 dulu seperti biasa.
Ada suatu kewajiban, bahwa kalau kita ingin memasuki Basilika Santo Petrus, harus didampingi oleh Local Guide, dan untuk itu kami membayar Local Guide itu selama 3 jam
Vatican City, Italy

Tujuan pertama saat memasuki Basilika adalah Patung PIETA, yang dibuat oleh Michael Angelo, memang merupakan suatu karya yang anggun
Pieta, didalam Basilika St. Petrus

Pisa, Italy

Venesia, Italy

Lugano , Switzerland

Lugano, Switzerland

Nice, France

MonteCarlo, Monaco

Siang Hari kami menuju Colloseum, yang merupakan bukti kekejaman manusia di masa lalu

Monaco Ville, Monaco


Lourdes, France

Rumah Julietta (inget ceritanya Romeo dan Juliet kan) di Verona; Italy

Cannes, France

Champ de Elyses; Paris

on the way from Lourdes to Paris by TGV
Lourdes main station


Nice, France


Milan, Italy







Sabtu, 07 Juli 2012

Gunung Gede Pangrango

 Trek kali ini GUNUNG GEDE - PANGRANGO. Dengan mengambil jalur berangkat dari Kawasan Cipanas (Jalan di Samping Istana Cipanas) menuju POS Keberangkatan di Gunung Putri. Kami Berangkat dari Kantor pos Cipanas pk 7.00, dengan mengendarai Ojek (Rp. 10.000 per orang) menuju Pos Gunung Putri, melalui jalan yang terjal menanjak dan belokan-belokan tajam, sekitar 15 menitan.
Setelah ritual pendaftaran, pemeriksaan bawaan dan koordinasi team, akhirnya pukul 9.00 kami berangkat menuju Alun - alun Suryakencana. Perjalanan melewati kebun sayur dan akhirnya memasuki kawasan HutanTaman Nasional dengan jalur yang termasuk ringan - berat karena terdiri dari akar - akar pohon yang cenderung licin bila diinjak, sehingga harus berhati-hati, daripada kakinya keseleo.
Sekitar pukul 13.30 tibalah kami di gerbang timur Alun - alun Suryakencana. Namun perjalanan belum berakhir, karena kami memilih membuka tenda di Alun - alun Barat, yang lebih dekat ke sumber air dan dekat ke trek menuju Puncak Gede

 Alun - alun Surya Kencana (2750 dpl), dengan hamparan rumput dan Edelweiss


 Bunga Edelweiss
 Di puncak Gunung Gede (2958 dpl), dengan latar belakang Puncak Gunung Pangrango (3019 dpl).
Perjalanan menuju puncak Gunung Gede ini hanya ditempuh selama 1 jam dari base camp kami, namun treknya cukup tajam. Kami start dari Base camp pukul 04.00 dini hari dengan harapan bisa tiba di puncak sebelum matahari terbit, untuk melihat keindahan sang Surya di cakrawala saat beranjak bangun. Namun kali ini kami sekeluarga harus kecewa, karena ternyata awan terlalu tebal menutup sang surya, sehingga tidak nampak detik-detik kenampakannya
Punggung gunung Gemuruh, menuju perjalanan puilang dengan melalui Jalur Pondok Halimun. Perjalanan kembali ini secara jarak lebih jauh, namun lebih landai, jika dibandingkan jalur dari Gunung Putri. jarak tempuh keseluruhan sejak dari Alun - alun barat Surya Kencana sampai ke Pondok Halimun (Salabintana - Sukabumi) adalah sekitar 8 jam.
Terima kasih kepada team dari Panthera Outdoors Volunteer (Pos Pondok Halimun )yang sudah membantu kami sehingga perjalanan kami mendaki gunung Gede - Pangrango ini bisa berjalan lancar

Senin, 09 April 2012

Pulau Belitung


Setelah cukup lama tidak bertualang, kali ini pilihannya adalah Pulau Belitung.
Pulau yang cukup ditempuh selama 50 menit dengan penerbangan dari Jakarta ini berada di sebelah timur pulau Bangka. Penerbangan pagi dengan Sriwijaya air tanggal 5 April menjadi awal perjalanan kami.
Setiba di Bandara Hanandjoedin di Tanjung Pandan, kami sudah di jemput oleh Mas Yudo Hartono, dari Laskar Belitung Travel (http://www.laskarbelitung.com/).
Kesan pertama dari Kota Tanjung Pandan adalah kota yang sepi, jauh dari hiruk pikuk kota, apalagi untuk orang dari Jakarta yang setiap hari berkutat dengan kemacetan, maka kota Tanjung Pandan ini terasa sangat nyaman. Jalan - jalan di pulau ini pun terasa sangat lengang, ditambah kondisi jalan yang sangat mulus, serasa jalan tol yang tidak perlu bayar (di Jakarta jalan tol sudah bayar mahal saja masih macet)
Perjalanan hari pertama langsung menuju Tanjung Kelayang, disini boat yang mengantar kami ke Pulau Langkuas, Pulau Babi, Pulau Burung, Pulau Pasir dan Pulau Selayar sudah menunggu. Cukup 30 menit kami sudah merapat di pulau Langkuas, yang memiliki mercu suar peninggalan Belanda. Pemandangan dari Atas mercu suar ...luar biasa...Fantastik









Pantai Kelayang




Pemandangan di Pulau Langkuas, dengan mercusuar peninggalan jaman Belanda yang masih aktif sampai sekarang







Nemo di Pulau Burung


Pantai Lalang di sekitar Manggar - Belitung Timur







Salah satu pulau yang menarik di bagian utara Belitung adalah pulau Pasir. Pulau ini sesuai namanya ya hanya terdiri dari pasir, dan besarnya hanya sekitar 25m2. Namun untuk bisa mendarat di pulau ini, harus menunggu air laut nya surut dulu, dan saat itulah banyak bintang laut bertebaran





Kalau sudah sampai di Belitung, jangan lewatkan makan Mie Belitung. Kedai yang berada di jalan utama kota Tanjung Pandan ini cukup ramai pengunjung juga, bahkan sudah terkenal di kalangan pesohor, dibuktikan dengan banyaknya foto2 ibu pemilik dengan para pesohor tersebut.
Sebenarnya Mie Belitung ini sederhana saja, hanya mie yang dibuat sendiri, disiram dengan kuah udang yang kental, dicampur kecap dan bumbu2, lalu di taburi kentang rebus, tauge, Tahu goreng, dan emping. Rasanya segar, dan gurih

Pantai Tanjung Tinggi


Pemandangan lain sekitar pantai Tanjung Tinggi.




Tugu Batu Satam. Terletak di pusat Kota. Batu Satam inadalah Batu Meteor yang menghujam bumi ratusan ribu tahun yang lalu. Kemungkinan karena jatuhnya meteor tersebut adalah disekitar Pulau Belitung, maka batu Satam jenis ini hanya bisa di dapat di Belitung. Nama lain dari Batu Satam ini adalah Bilitonite. Batu ini juga menyimpan sifat elektrostatik. Dipakai sebagai perhiasan maupun disimpan sebagai Jimat bagi orang yang memiliki kepercayaan tertentu. Bentuk batu yang unik, serta ukuran yang berbeda-beda menjadikan batu ini memiliki harga yang variatif.
Rumah adat Belitung, yang bisa dicapai saat berangkat menuju Bandara
Perkampungan orang Bali di Sijuk

Vihara Dewi Kwan Im - Burung Mandi - Belitung Timur







Naa h...kalau mau liburan seperti ini, tinggal hubungi saja mas Yudo dari laskar belitung, dijamin perjalanan liburan di belitung menjadi tak terlupakan.